

Pantai Mandorak, Salah Satu Surga Tersembunyi Yang Terletak Di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur Yang Ternoda Pungli. Pantai ini menawarkan pemandangan alam yang luar biasa memukau, dengan pasir putih bersih yang membentang lembut dan air laut berwarna biru toska yang begitu jernih. Di kelilingi oleh tebing-tebing batu karang yang menjulang kokoh, Pantai Mandorak terlihat seperti lukisan alam yang hidup. Suasana tenang dan sunyi yang terasa di pantai ini memberikan pengalaman relaksasi yang sangat berharga, jauh dari keramaian wisata pantai pada umumnya.
Salah satu daya tarik utama Pantai Mandorak adalah keberadaan dua batu karang besar yang menjorok ke laut dan membentuk semacam gerbang alami yang unik. Fenomena ini sangat memanjakan mata serta menjadi spot favorit para fotografer. Air yang begitu jernih memungkinkan pengunjung melihat dasar laut dengan mata telanjang, menambah kesan eksotis yang tidak mudah di lupakan. Hamparan langit biru yang cerah di padukan dengan debur ombak yang lembut menciptakan harmoni alam yang sangat menenangkan jiwa.
Namun, di balik keindahan tersebut, akses menuju Pantai Mandorak masih cukup menantang. Jalan menuju lokasi belum sepenuhnya di aspal dan hanya bisa di lalui kendaraan pribadi atau ojek. Hal ini justru menambah nuansa petualangan bagi wisatawan yang haus akan keaslian alam. Meskipun belum banyak fasilitas umum yang tersedia, kondisi ini tetap tidak mengurangi pesona alami pantai tersebut. Dengan perhatian dan pengelolaan yang lebih baik, keindahan Pantai Mandorak seharusnya bisa di manfaatkan secara optimal untuk mendukung pariwisata berkelanjutan di wilayah Sumba.
Pantai Mandorak yang terletak di Kabupaten Sumba Barat Daya memang menyuguhkan pesona alam yang luar biasa, namun Akses Menuju Pantai Mandorak Masih Menjadi Tantangan Besar Bagi Para Wisatawan. Untuk mencapai pantai ini, pengunjung harus menempuh perjalanan panjang melalui jalan yang belum sepenuhnya di aspal, bahkan beberapa ruas masih berupa tanah dan bebatuan yang rawan licin saat hujan turun. Kondisi ini tentu menyulitkan kendaraan roda dua maupun roda empat, apalagi bagi mereka yang tidak terbiasa menempuh jalur ekstrem. Tidak ada papan penunjuk arah yang jelas, sehingga wisatawan yang baru pertama kali berkunjung harus mengandalkan informasi warga sekitar atau peta digital yang kadang tidak akurat.
Selain akses yang sulit, Pantai Mandorak juga mengalami kekurangan dalam hal fasilitas umum. Hingga kini, belum terdapat toilet umum, tempat sampah yang memadai, apalagi pos penjagaan atau informasi wisata. Area parkir pun sangat terbatas dan tidak di kelola secara resmi. Hal ini tentu berpotensi mengganggu kenyamanan dan keselamatan pengunjung, terutama saat musim liburan ketika jumlah wisatawan meningkat tajam. Di tambah lagi, tidak ada warung makan atau kios suvenir di sekitar pantai, sehingga pengunjung harus membawa perbekalan sendiri dari kota terdekat.
Kekurangan fasilitas tersebut seharusnya bisa di atasi dengan pengelolaan yang lebih serius dari pihak terkait. Sayangnya, alih-alih mendapat perhatian, kawasan ini justru rawan pungutan liar yang di lakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Hal ini mencoreng citra pariwisata lokal dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan yang sudah bersusah payah mencapai pantai ini. Jika tidak segera di benahi, potensi besar Pantai Mandorak sebagai destinasi unggulan bisa terhambat dan perlahan terlupakan.
Pantai Mandorak yang terletak di Sumba Barat Daya semestinya menjadi surga tersembunyi yang menenangkan hati para pelancong. Namun sayangnya, keindahan alam yang luar biasa itu kini ternoda oleh Maraknya Praktik Pungutan Liar Atau Pungli yang di lakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Praktik ini sangat meresahkan wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai secara bebas dan aman. Di tengah minimnya fasilitas umum dan akses jalan yang menantang, para pengunjung masih harus menghadapi pungutan tak resmi dengan nominal yang tidak wajar.
Pungli ini biasanya di lakukan dengan modus penjagaan parkir, sumbangan sukarela, atau retribusi masuk kawasan yang tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Lebih mengkhawatirkan lagi, tidak jarang pungutan tersebut di lakukan dengan nada ancaman atau tekanan psikologis, sehingga wisatawan merasa enggan untuk menolak. Hal ini tentu saja mencoreng citra pariwisata daerah yang selama ini di bangun dengan susah payah oleh berbagai pihak, baik pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun masyarakat setempat yang sadar wisata.
Praktik seperti ini tidak hanya merugikan wisatawan secara finansial, tetapi juga bisa menurunkan minat kunjungan wisata ke Pantai Mandorak. Apalagi saat informasi negatif tersebut menyebar luas melalui media sosial maupun ulasan wisata online. Jika tidak segera di tangani dengan serius oleh pihak berwenang, maka potensi besar Pantai Mandorak sebagai destinasi unggulan bisa terhambat. Penertiban dan pengawasan ketat perlu di lakukan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan para pengunjung, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat agar ikut serta menjaga nama baik pariwisata lokal. Sudah saatnya destinasi seindah Pantai Mandorak di kelola secara profesional, bebas pungli, dan benar-benar memberikan pengalaman wisata yang berkesan.
Pantai Mandorak, meskipun menyimpan keindahan alam yang mempesona, saat ini menghadapi tantangan serius berupa praktik pungli oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Untuk mengatasi permasalahan ini, Solusi Yang Menyeluruh Dan Berkelanjutan Sangat Di Perlukan agar potensi wisata ini bisa berkembang secara positif. Salah satu langkah awal yang dapat di tempuh adalah penguatan peran pemerintah daerah dalam hal pengawasan dan regulasi. Pemerintah perlu menetapkan aturan yang jelas mengenai pengelolaan kawasan wisata dan memastikan bahwa setiap pungutan yang di lakukan memiliki dasar hukum yang sah.
Selain itu, perlu di bentuk tim satuan tugas atau petugas resmi yang bertugas mengawasi area Pantai Mandorak, guna mencegah tindakan yang merugikan wisatawan. Masyarakat lokal juga harus di libatkan dalam proses edukasi dan pelatihan tentang pentingnya pelayanan yang baik dalam sektor pariwisata. Keterlibatan warga setempat akan memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab bersama untuk menjaga reputasi daerah. Program pemberdayaan ini bisa di dukung melalui kerja sama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan pelaku usaha pariwisata.
Pengelolaan tiket masuk, parkir, dan fasilitas umum sebaiknya di lakukan secara transparan dan terpusat. Hasil dari pengelolaan tersebut dapat di gunakan kembali untuk pembangunan infrastruktur yang mendukung kenyamanan wisatawan, seperti jalan akses, toilet umum, dan tempat sampah. Informasi tarif resmi juga perlu di sosialisasikan secara luas melalui papan informasi dan media sosial agar wisatawan tidak mudah di tipu.
Dengan langkah-langkah konkret dan kerja sama semua pihak, harapan untuk menjadikan Pantai Mandorak sebagai destinasi wisata yang bersih, aman, dan profesional bukanlah hal yang mustahil. Upaya perbaikan tata kelola wisata ini akan menjadi fondasi penting bagi masa depan pariwisata yang lebih baik dan berkelanjutan di Pantai Mandorak.