Kenapa Buah Jeruk Identik Dengan Perayaan Imlek?
Kenapa Buah Jeruk Identik Dengan Perayaan Imlek?

Kenapa Buah Jeruk Identik Dengan Perayaan Imlek?

Kenapa Buah Jeruk Identik Dengan Perayaan Imlek?

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Kenapa Buah Jeruk Identik Dengan Perayaan Imlek?
Kenapa Buah Jeruk Identik Dengan Perayaan Imlek?

Kenapa Buah Jeruk Identik Dengan Perayaan Imlek Selalu Hadir Dalam Setiap Perayaan, Menjadi Lambang Harapan Baru Yang Manis Dan Cerah. Buah jeruk telah lama menjadi simbol yang sangat penting dalam perayaan Imlek, khususnya karena maknanya yang erat kaitannya dengan kemakmuran dan keberuntungan. Dalam budaya Tionghoa, jeruk—terutama jeruk mandarin—mewakili rezeki dan kekayaan yang berlimpah. Warna oranye cerah dari jeruk menyerupai warna emas, yang dalam simbolisme tradisional di hubungkan dengan kekayaan dan kemewahan. Selain itu, bentuk jeruk yang bulat menggambarkan kesempurnaan dan keharmonisan, dua unsur penting yang di harapkan hadir dalam kehidupan di tahun yang baru.

Makna jeruk dalam Imlek juga semakin kuat karena adanya kesamaan bunyi antara kata “jeruk” dalam bahasa Mandarin, yaitu chéng (橙), dengan kata chéng (成) yang berarti sukses atau berhasil. Permainan fonetik ini di percaya membawa makna positif dan doa tersembunyi untuk kesuksesan. Karena itu, banyak orang Tionghoa yang memberikan jeruk sebagai bingkisan kepada teman, saudara, dan rekan kerja saat perayaan Imlek. Biasanya jeruk di berikan dalam jumlah genap, seperti dua buah, karena angka genap di anggap membawa keberuntungan dalam tradisi Tionghoa.

Lebih dari sekadar buah, jeruk juga di jadikan elemen dekoratif dalam rumah saat menyambut Tahun Baru Imlek. Meja-meja di penuhi dengan jeruk yang di tata rapi, menandakan bahwa pemilik rumah mengharapkan kelimpahan rezeki sepanjang tahun. Bahkan, ada juga tradisi di mana tamu yang datang ke rumah akan membawa jeruk sebagai tanda hormat dan memberikan doa baik kepada pemilik rumah. Buah ini dengan demikian bukan hanya sekadar makanan, melainkan simbol yang kaya akan makna spiritual dan sosial. Tidak mengherankan Kenapa Buah Jeruk menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suasana Imlek yang penuh harapan dan keberuntungan.

Kenapa Buah Jeruk Identik Dengan Perayaan Imlek

Kenapa Buah Jeruk Identik Dengan Perayaan Imlek, dalam perayaan Tahun Baru Imlek, buah jeruk tidak hanya hadir sebagai suguhan atau hiasan semata. Tetapi juga menjadi bagian penting dari tradisi pertukaran hadiah yang sarat makna. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dalam budaya Tionghoa, di mana jeruk—terutama jeruk mandarin—di anggap simbol keberuntungan, kekayaan, dan harapan baik untuk tahun yang baru. Memberikan jeruk saat berkunjung ke rumah sanak saudara atau kerabat bukan sekadar bentuk sopan santun, tetapi juga menyampaikan doa agar tuan rumah diberkahi rezeki melimpah dan kebahagiaan sepanjang tahun. Jumlah jeruk yang di berikan pun biasanya genap, seperti dua buah, karena angka genap di anggap membawa keseimbangan dan keberuntungan.

Selain itu, jeruk juga sering di kemas dalam parcel atau hampers khas Imlek, bersama dengan kue keranjang, teh, atau makanan tradisional lainnya. Bingkisan ini kemudian di bagikan kepada orang tua, teman, kolega, atau tetangga sebagai bentuk penghormatan dan menjalin hubungan baik. Menariknya, dalam banyak keluarga, ketika seseorang menerima jeruk, mereka akan membalas dengan memberikan dua jeruk pula kepada tamu sebagai tanda balasan keberuntungan. Pertukaran ini mencerminkan nilai timbal balik, saling menghargai, dan semangat kebersamaan yang menjadi inti dari perayaan Imlek.

Tradisi memberikan jeruk juga memperkuat suasana hangat dan harmonis dalam keluarga serta komunitas. Baunya yang segar dan tampilannya yang cerah memberi energi positif dalam perayaan. Dengan segala simbolisme dan praktik yang menyertainya, jeruk tidak sekadar buah musiman, melainkan menjadi elemen budaya yang kaya makna dalam menyambut harapan baru. Maka tak heran, jeruk menjadi ikon yang begitu melekat dalam perayaan Imlek di berbagai belahan dunia.

Ketersediaannya Yang Melimpah Pada Musim Tersebut

Salah satu alasan kuat mengapa buah jeruk identik dengan perayaan Imlek adalah karena Ketersediaannya Yang Melimpah Pada Musim Tersebut. Imlek biasanya jatuh antara akhir Januari hingga pertengahan Februari, yang bertepatan dengan masa panen berbagai jenis jeruk, terutama jeruk mandarin. Buah jeruk yang matang di musim dingin ini mudah di temukan di pasar-pasar tradisional maupun supermarket, baik dalam kemasan satuan maupun dalam bentuk parcel. Ketersediaan yang melimpah membuat jeruk menjadi pilihan praktis dan ekonomis untuk di jadikan hadiah atau hiasan khas Tahun Baru Imlek.

Tak hanya mudah di dapat, jeruk juga memiliki daya tahan yang cukup lama tanpa harus di simpan dalam lemari pendingin. Hal ini menjadikannya pilihan yang cocok untuk di sajikan selama masa perayaan yang bisa berlangsung hingga dua minggu. Selain itu, warna oranye terang dari kulit jeruk melambangkan keberuntungan dan kekayaan, serupa dengan warna emas yang dalam budaya Tionghoa di anggap sebagai simbol kemakmuran. Penampilan jeruk yang cerah dan menggoda pun menambah kesan positif dan ceria dalam setiap sudut rumah saat perayaan berlangsung.

Dari sisi budaya, kemudahan mendapatkan jeruk saat Imlek turut memperkuat kebiasaan masyarakat Tionghoa untuk menjadikannya sebagai bagian dari simbol perayaan. Tak hanya di jadikan buah tangan ketika berkunjung, jeruk juga sering di gunakan sebagai hiasan meja altar atau pintu masuk rumah sebagai simbol menyambut rezeki. Tradisi ini terus di pertahankan karena selain mengandung makna spiritual dan simbolik, jeruk juga memberikan nilai praktis yang nyata. Dengan segala kemudahan dan makna yang di milikinya, tak heran jika buah jeruk tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kemeriahan dan filosofi Imlek hingga kini.

Diyakini Memiliki Kekuatan Simbolis Untuk Mengusir Energi Negatif

Buah jeruk tidak hanya di hargai karena rasa dan tampilannya yang segar, tetapi juga Diyakini Memiliki Kekuatan Simbolis Untuk Mengusir Energi Negatif dalam tradisi Tahun Baru Imlek. Dalam budaya Tionghoa, jeruk mandarin di anggap membawa “chi” positif atau energi keberuntungan yang menyegarkan. Warna oranyenya yang cerah menyerupai warna emas, melambangkan kekayaan, kemakmuran, dan keberuntungan. Oleh karena itu, menempatkan jeruk di berbagai sudut rumah saat Imlek di percaya dapat menarik aura positif dan sekaligus menghalau kesialan atau gangguan buruk dari tahun sebelumnya.

Keyakinan ini di perkuat dengan praktik spiritual dalam feng shui, di mana jeruk di anggap sebagai simbol pembersih energi. Beberapa keluarga bahkan meletakkan jeruk dalam jumlah tertentu di meja makan, altar leluhur, hingga di dekat pintu masuk sebagai penangkal energi buruk dan penyambut rezeki baru. Tak jarang pula jeruk di gunakan dalam ritual pembersihan rumah menjelang Imlek, seperti menyeka perabotan atau ruangan dengan air rendaman kulit jeruk yang harum untuk menetralisir suasana.

Selain secara spiritual, kehadiran jeruk juga memberikan efek psikologis yang positif. Aroma jeruk yang menyegarkan mampu membangkitkan semangat, menyelaraskan suasana hati, dan membawa perasaan optimisme dalam menyambut tahun yang baru. Jeruk juga biasa di bawa sebagai hadiah kepada kerabat atau tetangga, tak hanya sebagai tanda hormat, tetapi juga sebagai doa agar penerimanya di lindungi dari segala keburukan dan di berikan keberuntungan sepanjang tahun.

Dengan perpaduan antara nilai simbolis, spiritual, dan estetika, jeruk telah menjadi elemen penting yang di percaya mampu menyapu energi negatif dalam kehidupan. Maka tak heran, buah ini selalu hadir dalam setiap perayaan Imlek sebagai lambang awal baru yang bersih, segar, dan penuh harapan. Demikian artikel kali ini membahas mengenai perayaan imlek yang identik Kenapa Buah Jeruk.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait